Tuesday 20 December 2011

MAKANAN MEMPENGARUHI HATI DAN PERIBADI

Sebagaimana yang diketahui umum, Islam amat menitik beratkan tentang rezeki yang halal. Terdapat banyak dalil yang ditegaskan dan diberi peringatan kepada kita dalam Al-Quran dan juga melalui hadis2 Rasullulah S.A.W. Antaranya.

Firman Allah SWT:

وَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّهُ حَلاَلاً طَيِّبًا وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِيَ أَنتُم بِهِ مُؤْمِنُونَ

Maksudnya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” Al-Maidah – 88.

Keperluan makanan halal TIDAK terbatas ke atas umat Islam sahaja malah seruan ini adalah kepada seluruh umat manusia. Kenapa? Kenapa? Kenapa? …

Firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Maksudnya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Al Baqarah:168

Dua dalil berikut pula menunjukkan perkaitan antara hati dengan makanan yang dimakan.

Firman Alah SWT:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لاَ يَحْزُنكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُواْ آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ وَمِنَ الَّذِينَ هِادُواْ سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَـذَا فَخُذُوهُ وَإِن لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُواْ وَمَن يُرِدِ اللّهُ فِتْنَتَهُ فَلَن تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللّهِ شَيْئًا أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللّهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ فَإِن جَآؤُوكَ فَاحْكُم بَيْنَهُم أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ وَإِن تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَن يَضُرُّوكَ شَيْئًا وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُم بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Maksudnya : “Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:”Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. ” [Al-Maidah ; 41-42]

Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Dari Abu Abdullah An-Nu’man bin Basyir”Sesungguhnya yang Halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara yang samar-samar, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, maka barangsiapa menjaga dirinya dari yang samar-samar itu, berarti ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan barangsiapa terjerumus dalam wilayah samar-samar maka ia telah terjerumus kedalam wilayah yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang maka hampir-hampir dia terjerumus kedalamnya. Ingatlah setiap raja memiliki larangan dan ingatlah bahwa larangan Allah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati“. HR. Bukhari dan Muslim

Makanan dan minuman halal yang dimakan manusia amat mempengaruh hati mereka. Makanan yang haram menjadikan hati seseorang itu gelap, mereka sukar untuk mendapat taufik dan hidayah dari Allah SWT. Hati yang gelap cenderung untuk mengikut jejak langkah syaitan. Kesan itu berterusan sehingga mempengaruhi masalah sosial sesebuah masyarakat. Masalah ini berlaku bukan hanya dalam masyarakat bukan Islam, ia juga berlaku ke atas masyarakat Islam yang mensinonim agama dengan bangsanya.

Maksud hadis:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً – وَقاَلَ تَعَالَى : , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ – ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه مسلم]

Dari Abu Hurairah” Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rasul, maka Allah telah berfirman: Wahai para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu.’ Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhan, wahai Tuhan” , sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana orang seperti ini dikabulkan do’anya“.  HR. Muslim

Apa sebenarnya hati?
Satu soalan yang pertama diajukan … apa sebenarnya hati? Ada ustaz yang cuba menjelaskannya secara saintifik bahawa yang dimaksudkan itu bukan hati (dalam bahasa Melayu) tetapi Jantung.  Katanya terjemahan dalam bahasa Inggeris (heart) adalah lebih tepat.  Benar jantung adalah organ penting dalam badan manusia, tetapi adakah maksud hati itu jelas merujuk kepada organ fizikal atau organ batin yang tak kelihatan? Atau organ hati sememangnya mempunyai fungsi lain yang tidak diketahui manusia dengan jelas? Bagaimana pula dengan roh? Wallahualam… Sama seperti permainan bahasa, adakah akal itu otak? “tak da akal” atau “tak ada otak”? Sesetengah orang menyamakan akal dengan otak mengikut pemahamannya sendiri.

Dalam Al-Quran terdapat banyak cerita tentang hati (qalbun), dan terlalu canggung jika ia diterjemahkan sebagai organ fizikal jantung.

Sebagai contoh, Firaman Allah SWT:

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Maksudnya: “kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” Asy Syu’araa : 49

Firman Allah SWT:

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

Maksudnya: “maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” Al-Hajj : 46

Kalau diterjemah sebagai organ jantung, sejak bila fizikal manusia menjadi ukuran untuk menghadap Allah SWT? “Menghadap Allah SWT dengan jantung yang sihat”. Tak ke pelik bunyinya. “Kalau nak jantung yang sihat makanlah Quaker Oat, ia dapat menurunkan paras kolestrol anda hanya dalam masa 1 hari”.  Maleh nak kupas panjang2 kat sini, mungkin dalam artikel lain.



Teringat masa belajar bahasa dulu2, cikgu pesan untuk memahami makna sesuatu perkataan atau ayat, kita tidak boleh melihat terjemahan perkataan semata2 dan ada kalanya suatu perkataan itu tiada dalam kamus. Jadi kita kena memahami maksud ayat yang hendak disampaikan. Ternyata benar kata cikgu, bila aku baca suatu terjemahan bahasa asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dan kemudian untuk difahamkan ke dalam bahasa Melayu, didapati terdapat banyak versi terjemahan dalam bahasa Inggeris itu.

Bila diteliti banyak versi bahasa inggeris yang nampak canggung dan ada terjemahan membawa maksud yang berlainan dari terjemahan lain. Jadi mahu tak mahu kena cuba memahami dan mencari terjemahan perkataan di dalam bahasa asing itu sendiri. Kemudian cuba memahami dalam susunan perkataan yang betul. Akhirnya baru kena dengan maksud yang hendak disampaikan. Ini sering menjadi masalah terutama dalam bahasa2 kesusasteraan

No comments:

Post a Comment